Haiii semuaa,siapa nih yang bosen di rumah aja??,pasti pada pengen liburan kan?,tapi gak bisa karena adanya wabah covid-19.
BALI,siapa sih yang ngga tau Bali dan yang ngga mau ke sana??pasti dari kalian semua sudah tau kan dengan pulau Dewata Bali,BTW pulau Dewata Bali ini adalah pulau di mana aku di besarin,jadi sedikit sedikit nya aku paham tentang pulau ini,kalau begitu aku mau sedikit menjelaskan tentang pulau Dewata nih teman temann,di baca yaa..
Bali Sang Pulau Dewata
Dewata dalam Pulau Dewata memiliki arti dewa dengan kedudukan yang lebih rendah daripada dewa-dewa utama, dalam hal ini Siwa, Brahma, dan Wisnu. Sedangkan Dewa sendiri dalam ajaran Hindu dan Buddha adalah entitas spiritual yang memiliki kekuatan spiritual untuk mengatur manusia dan alam semesta. Dewata juga bisa berarti bentuk jamak dari Dewa.
Julukan Pulau Dewata sangat berkaitan erat dengan Julukan Pulau Seribu Pura. Hampir setiap jengkal tanah di bali terdapat Pura yang menjadi stana para dewa yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widi Wasa atau Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu. Setiap pura dipercaya menjadi kediaman para dewa, semakin banyak pura artinya semakin banyak dewa.
Macam-Macam Budaya Dan Tradisi Unik Di Pulau Bali
Berikut macam-macam tradisi unik yang ada di beberapa tempat di pulau Bali, serta penjelasan detailnya berikut;
- Pemakaman Desa Trunyan
Tengkorak manusia di Desa TrunyanPada umumnya orang meninggal di Bali, terutama bagi umat Hindu selain dikubur bisa dibakar atau dikremasi langsung, namun demikian suatu tradisi unik dengan budaya yang berbeda bisa anda temukan di Desa Trunyan Kintamani, kabupaten Bangli, yang juga merupakan salah satu desa Bali Aga. Pada saat orang meninggal, maka tubuh atau jasad orang tersebut hanya diletakkan di bawah pohon Menyan, jasad tersebut diletakkan di atas tanah tanpa dikubur, hanya dipagari oleh bambu (ancak saji) agar tidak dicari oleh binatang atau hewan liar, anehnya tidak sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk, sampai akhirnya tinggal tersisa tulang belulang saja, dan tulang belulang itu nantinya diletakkan pada sebuah tempat di kawasan tersebut, pemakaman di Trunyan ini melengkapi daftar budaya dan tradisi unik bumi Nusantara – Indonesia. Karena keunikan tersebut pemakaman desa tradisional Trunyan menjadi destinasi wisata di pulau Bali yang menjadi tujuan tour wisatawan. - Upacara Melasti
Upacara Melasti di BaliMelasti dilakukan setiap tahun sekali dalam rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali, namun demikian upacara Melasti juga dilakukan pada hari-hari tertentu saat piodalan pada sebuah pura sesuai dengan hari yang ditentukan. Melasti dikenal dengan mekiis atau melis menuju tempat-tempat sumber air seperti laut, danau ataupun mata air. Namun Melasti atau melis di pulau Bali secara serempak digelar setiap setahun sekali yaitu 3-4 hari sebelum hari raya Nyepi sekitar bulan Maret. Saat Melasti semua pretima, senjata nawa sanga, umbul-umbul dan kober di arak ke sumber air seperti ke laut untuk disucikan dan menghanyutkan segala malaning bumi ataupun kotoran, dimaksudkan juga menghanyutkan segala penderitaan manusia melalui air kehidupan, dan kemudian menyucikan diri dengan angamet (mengambil) tirta amertha, untuk mendapatkan sari-sari kehidupan. Budaya dan tradisi ini menjadi warisan budaya leluhur Bali yang terjaga dengan baik sampai saat ini.
3.Pawai Ogoh-Ogoh
Pawai ogoh-ogoh di BaliTradisi mengarak ogoh-ogoh di Bali ini digelar tepat sehari sebelum hari Raya Nyepi, sekitar jam 6-6.30 sore ogoh-ogoh mulai diarak keliling desa ataupun kota, hampir sebagian besar warga Hindu di pulau Bali ini menggelar pawai ogoh-ogoh, ini mereka lakukan karena berhubungan dengan ritual keagamaan. Ogoh-ogoh adalah sebuah boneka raksasa yang merupakan simbol dari Bhuta Kala, dibuat dengan wujud menyeramkan atau simbol sebuah kejahatan, yang paling dominan berwujud raksasa menyeramkan, binatang atau bahkan wujud seorang penjahat. Prosesi pawai ogoh-ogoh tersebut masih dalam rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi, setelah sebelumnya diadakan Tawur Kesanga memberikan upah kepada Bhuta Kala, kemudian petang harinya diusir dan diarak keliling dalam bentuk pawai, agar tidak mengganggu kehidupan manusia lagi, terutama esok harinya saat melaksanakan hari raya Nyepi. Jika anda ada acara tour pada saat tersebut, diusahakan jangan sampai sore, karena jalan banyak yang tutup.
4. Hari Raya Nyepi
Suasana Nyepi di BaliSiapa pula yang tidak kenal dengan perayaan Hari Raya Nyepi di pulau Bali, hari raya ini digelar sekali dalam setahun sebagai penyambutan tahun baru Isaka yang jatuhnya pada bulan mati (Tilem) sasih Kesanga. Sebuah penyambutan tahun baru yang berbeda, yaitu dengan kesunyian, ketenangan, lengang dan sepi, itulah sebabnya semua warga pada saat hari raya Nyepi tersebut tidak boleh bepergian, menghidupkan api, membuat kegaduhan ataupun bersenang-senang. Termasuk fasilitas umum juga tutup kecuali rumah sakit. Tujuan dari perayaan ini untuk bisa introspeksi diri atau mulat sarira dan merenung dalam suasana hening bisa berkonsentrasi lebih maksimal, seharian tinggal di rumah dan bersembahyang melakukan brata dan meditasi, agar nantinya bisa memulai kehidupan yang lebih baik pada bulan berikutnya pada sasih Kedasa, semua kedas, bersih dan suci untuk memulai lagi kehidupan baru. Budaya dan tradisi ini menjadi salah satu hal unik bagi mereka yang liburan ke Bali.
5.Upacara Ngaben Di Bali
Upacara Ngaben di BaliMayoritas warga Hindu di pulau Bali melakukan upacara Ngaben saat orang meninggal, walaupun ada beberapa tidak melaksanakan upacara Ngaben seperti pada penduduk Bali Aga contohnya desa Tenganan dan Trunyan. Saat upacara Ngaben, jasad atau tubuh orang meninggal bisa dikubur terlebih dahulu ataupun dikremasi langsung. Upacara Ngaben digelar adalah wujud bakti manusia dan kewajiban suci kepada leluhurnya atau orang yang telah meninggal. Tujuan upacara Ngaben mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta dari tubuh kasar manusia ke asalnya dan badan halus (atma) yang telah meninggalkan lebih cepat mendapat penyucian dan kembali kesisi-Nya. Tata cara pelaksanaan Ngaben pun tidak selalu sama sesuai dengan situasi, kondisi dan tempat Ngaben tersebut berlangsung, namun yang terpenting esensi atau tujuannya sama, karena Hindu tidak di Bali saja tetapi menyebar di kepulauan Indonesia. Budaya dan tradisi unik ini menjadi salah satu atraksi wisata bagi wisatawan yang sedang liburan di BBali.
Dan masih banyak lagi tradisi tradisi yang ada di Bali .
Terimakasih sudah membaca nyaa,tetap patuhi prokes dan jaga kesehatan ya….





